Berita

PEMKOT TERNATE - Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Ternate Rukmini A Rahman, SE.,M.Si menghadiri sekaligus membuka kegiatan Rakor Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Ternate yang digelar di Aula Kantor Wali Kota Ternate. Selasa (12/11/2024).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Rajman, SKM., M.Kes., Forkopimda Kota Ternate, para Kepala OPD, Camat, Lurah serta para Kepala Puskesmas di Lingkup Pemerintah Kota Ternate.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Rajman, SKM., M.Kes dalam laporannya mengatakan bahwa berdasarkan survei, ada sedikit peningkatan stunting di kota Ternate pada tahun 2024.

“Tapi diusahakan agar mudah-mudahan di tahun 2025 kita bisa capai target nasional yaitu 14%,” harapnya.

Kadis juga membeberkan bahwa nanti akan ada kegiatan terkait stunting yang dilaksanakan pada hari kamis yakni Dapur Sehat Atasi Stunting. Kegiatan tersebut juga melibatkan beberapa lintas sektor dan perguruan tinggi dalam rangka bagaimana menentukan pangan untuk anak stunting atau yang beresiko stunting.

Sementara itu, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Ternate Rukmini A Rahman, SE.,M.Si saat membacakan sambutan Sekretaris Daerah Kota Ternate Dr. H. Rizal Marsaoly, SE., MM. mengatakan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis 1000 hari pertama kehidupan.

"Pertama, stunting disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang dan yang kedua, faktor penyebabnya dipengaruhi oleh pola kasus yang tidak memadai, terutama dalam seribu hari kehidupan, anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badan menurut umur lebih pendek dari standar nasional yang berlaku,” jelasnya.

Menurutnya, merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi penurunan dan pencegahan stunting yang dilakukan secara konvergen dapat berjalan dengan baik.

“Pelaksanaan rapat koordinasi stunting adalah bagian dari implementasi delapan aksi konvergensi yang, diawali dengan aksi pertama analisis situasi, aksi kedua penyusunan rencana kegiatan, dan aksi ketiga rembuk stunting hingga pada aksi kedelapan review program percepatan penurunan stunting di kota Ternate,” sebutnya.

Asisten I menerangkan bahwa rakor dan evaluasi percepatan penurunan stunting pada hari ini memiliki nilai penting untuk menilai sejauh mana capaian perangkat daerah dalam mendukung percepatan penurunan stunting di kota Ternate.

“Ini adalah bagian dari sebuah komitmen yang harus dilaksanakan untuk menurunkan stunting di kota Ternate,” tegasnya.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa berdasarkan data survei status gizi Indonesia berada pada angka 24 persen. Pada tahun 2022 turun menjadi 17,07 persen. Sedangkan pada tahun 2023 naik menjadi 21,1 persen. Terjadi kenaikan pada tahun 2023 dikarenakan menggunakan survei keseluruhan Kesehatan Indonesia dengan tambahan indikator yang dinilai dan berbeda dengan menggunakan survei status gizi Indonesia.

“Oleh karena itu, kondisi ini menjadi catatan untuk dilakukan evaluasi terhadap percepatan penurunan stunting di kota Ternate kedepannya. Optimalisasi percepatan penurunan stunting perlu dilakukan melalui kinerja intervensi sensitif dan intervensi spesifik yang dilakukan oleh perangkat daerah yang masuk dalam tim percepatan penurunan stunting di kota Ternate,” jelasnya.

Asisten I juga menyampaikan pesan Sekda agar seluruh pihak menyatukan pandangan untuk terus bersinergi melalui kebijaksanaan. Sehingga pada tahun 2024, target penurunan stunting kota Ternate bisa sesuai harapan. (Tim_IKP Diskominfo Ternate)