Berita

PEMKOT TERNATE - Wali Kota Ternate Dr. H. M. Tauhid Soleman, M.Si secara resmi membuka Sinonako Se Kadiara Ternate Flower Festival (Festival Bunga) tahun 2025, Senin (11/8/2025) yang digelar di Panggung Theater Benteng Oranje.

Acara tersebut diisi dengan pameran bunga hias dan tanaman khas Maluku Utara sehingga menjadi momentum penting untuk mengangkat kembali kekhasan flora Ternate yang selama ini mulai terlupakan.

Turut hadir di Benteng Oranje, Kepala Dinas Pariwisata Kota Ternate Rustam Pandjab Mahli, S.Pd, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Ternate Dr. Muslim Gani, S.Pd., M.Pd. serta para Camat di Lingkup Kota Ternate.

Selain itu, Flower Festival dirangkaikan juga dengan Pemilihan Putri Bunga Cilik Argadia dan Pemilihan Putri Citra Argadia Indonesia Tingkat Kota Ternate tahun 2025.

Dalam sambutannya, Wali Kota Ternate Dr. H. M. Tauhid Soleman, M.Si menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang selama ini konsisten mengangkat budaya dan flora khas Ternate.

Wali Kota menilai kegiatan yang menonjolkan aspek flora sangat jarang dilakukan, berbeda dengan event budaya lainnya yang relatif sering digelar. “Ini sebuah terobosan penting karena selain mengangkat budaya, juga merevitalisasi Sinonako (tanaman hias khas Ternate) yang mungkin sebagian sudah kita lupakan,” ujarnya.

Wali Kota menyebut sejumlah tanaman hias khas Ternate seperti Suplir, Dagameme, Lidah Mertua, hingga Jenggot Musa. Menurutnya, kegiatan ini menjadi pengingat agar masyarakat kembali melihat potensi dan kearifan lokal yang bisa diangkat menjadi ciri khas kota.

“Generasi muda sekarang bahkan mungkin tidak pernah mendengar lagi nama-nama tanaman seperti Dagameme, Manuru, dan Kabi-kabi,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa kegiatan ini sebenarnya telah direncanakan sejak satu hingga dua bulan lalu, namun baru terlaksana bertepatan dengan rangkaian peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI.

“Saya berharap ke depan kegiatan ini bisa menjadi bagian dari acara besar seperti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-12 Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) tahun depan, dengan menampilkan heritage flower endemik Ternate,” ungkapnya.

Wali Kota juga menanggapi rencana penanaman cengkeh dan pala dalam kawasan Benteng Fort Oranje. Ia menegaskan bahwa secara historis Belanda dan Portugis tidak pernah menanam dua komoditas tersebut di dalam benteng karena keduanya dianggap harta berharga yang seharusnya ada di kebun, bukan di pusat kota.

Lebih lanjut, Wali Kota menjelaskan, selain itu, akar pohon cengkeh dan pala dapat merusak struktur dinding pusaka benteng, sehingga pemilihan jenis tanaman untuk penghijauan di kawasan heritage harus sangat hati-hati.

Menurutnya, tanaman Pala jenis "Pala Botol" memang sedang diuji coba sebagai tanaman penghijauan, namun belum ada rekomendasi resmi.

“Kita boleh berkeinginan menanam tanaman khas, tapi harus pada tempat yang tepat,” pungkasnya.

Wali Kota menyampaikan rencana revitalisasi kawasan depan Benteng Fort Oranje dan Taman Film sebagai bagian dari persiapan Rakernas JKPI tahun depan.

Wali Kota juga mengusulkan agar dibuat vertical garden di beberapa sudut kota yang memadukan tanaman luar dengan flora lokal untuk menciptakan sudut kota yang indah dan nyaman dipandang.

“Mudah-mudahan kegiatan ini menjadi pemantik awal untuk lebih masif memperkenalkan dan menanam tanaman khas Ternate di lingkungan rumah,” tambahnya.

Menutup sambutannya, Wali Kota berharap kolaborasi antara Pemerintah Kota Ternate dan Pemerintah Provinsi Maluku Utara terus berlanjut dalam mendukung pelestarian flora khas Maluku Utara. (Tim_IKP Diskominfo Ternate)